Kerajinan Tangan Papua Yaitu Noken

Kalau kamu ke Papua, pasti sadar nggak sadar kamu pernah melihat kerajinan tangan yang satu ini. Biasanya, kerajinan ini digunakan oleh Mama-mama (sapaan kata “Ibu” di Papua) untuk membawa barang-barang, seperti belanjaan atau hasil panen. Pernah dengar tentang Noken sebelumnya?

Noken adalah sebuah kerajinan tangan asli Papua yang dibuat dari anyaman kulit kayu pohon Lege dan Yomayo. Awalnya, kayu pohon tersebut dikupas, lalu ditengahnya ada serabut. Nah, serabut itulah yang digunakan untuk bahan menganyam. Nah, warna dari noken kulit kayu berasal dari buah-buah yang tumbuh disekitar pohon tersebut. Buah tersebut digesekkan ke serabut yang sudah dianyam itu. Cara menggesekkannya pun tergolong unik. Serabut yang sudah dianyam, diselipkan diantara jempol dan telunjuk kaki, lalu digesek dengan buah hingga kulit kayu berwarna.

Nah, Noken ini bukan hanya dibuat dengan kulit kayu, tetapi juga dengan benang. Untuk sekarang, masyarakat Wamena lebih memilih noken benang karena jauh lebih kuat dan tahan lama. Ukurannya pun jauh lebih bervariasi karena cara membuatnya jauh lebih mudah dan simpel.

Masih pake plastik buat bawa barang belanjaan? Kurang keren..

Noken juga biasa digunakan untuk membawa macam-macam barang. Dari mulai kayu bakar, sayur-sayuran, buah, perkakas kebun, anjing, babi, hingga bayi! Iya, bayi! Bahkan nggak bayi aja, yang udah balita masih bisa masuk dalam Noken. Saking kuatnya anyaman Noken, segala macam bisa diangkut. Tinggal gimana kepala si pengguna bisa kuat menahan beban. Kadang bisa sampai puluhan kilo lho!

Nah, untuk membuat Noken juga nggak sembarang orang yang bisa membuat Noken lho. Jadi, Noken hanya boleh dibuat oleh perempuan Papua. Karena Noken sendiri melambangkan kedewasaan dari si perempuan itu. Jadi kalau ngana perempuan Papua tapi belum bisa menganyam atau membuat Noken, perempuan itu dianggap belum dewasa. Karena belum dewasa, otomatis belum boleh menikah. Tetapi kadang ada juga sih yang bandel, tak mengindahkan tradisi yang sudah ada sejak lama ini. Sekarang, nggak semua perempuan Papua yang bisa membuat Noken. Yang seperti ini nih harus dijaga banget. Kenapa harus dijaga?

Karena si Noken ini, doi udah diakui UNESCO lho sebagai warisan budaya dunia, menyusul Wayang, Keris, Batik, Angklung, dan tari Saman. Jiwa-jiwa Indonesia juga mengalir di Noken ini. Seperti kegigihan dan kesabaran dari semua masyarakan Papua yang ingin selalu menjaga tradisi Noken ini agar nggak punah dimakan modernisasi. Seperti yang kita tahu, #MahakaryaIndonesia yang berharga seperti ini harus dijaga sempurna, bukan? Source : @catatanbackpacker