Trypophobia merupakan ketakutan berlebihan jika melihat suatu objek yang memiliki banyak lubang pada permukaannya, seperti pola pada batu karang, bunga teratai dan benda-benda lainnya yang memiliki bentuk serupa.
Sangking takutnya penderita trypophobia pada lubang-lubang kecil, bahkan mereka sampai takut kepada lubang yang ada di spons ! Biasanya akan timbul reaksi negatif seperti cemas, mual, jijik, takut hingga merinding. Jika sudah sampai ketakutan yang akut, bahkan penderita bisa pingsan jika melihat hal ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Cognition and Emotion menemukan fakta bahwa penderita pobhia jenis ini berhubungan dengan respon evolusioner yang menolak penularan penyakit dan virus. Otak mereka merespon bahwa lubang-lubang yang ada objek mirip dengan proses pembusukan yang dilakukan oleh virus.
Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian tersebut adalah respon ketakutan yang tercipta merupakan sebuah proses penolakan diri terhadap infeksi dan pembusukan yang akan terjadi. Ini merupakan sebuah ungkapan emosi penolakan untuk tetap berevolusi.
Dari banyaknya sampel orang yang dilakukan tes, ada 18 gambar yang dilampirkan, setengahnya merupakan gambar lubang-lubang kecil yang terjadi karena penyakit dan serangan kutu sedangkan setengah sisanya merupakan lubang-lubang kecil pada objek mati seperti tembok, tanaman dan lain sebagainya.
Dari koresponden yang mengisi kuisioner, mereka yang tidak mengidap trypophobia juga merasa jijik pada gambar yang merupakan gambar penyakit. Sedangkan untuk penderita trypophobia, mereka juga akan merasa jijik pada gambar yang non penyakit seperti lubang bor pada tembok.
Dari sini kita melihat adanya proses penolakan dari otak kepada proses pembusukan dan penyebaran penyakit melalui virus. Ini yang menjadi landasan paling kuat seseorang menderita trypophobia. Kalian merasa jijik tidak dengan lubang-lubang kecil yang tidak beraturan ?